Untuk iklan / ads dapat menghubungi xcn_rsn@yahoo.co.id
An MuapSein B.V

member of Spinnin Records B.V and MusicAllStarsMGMT (MasMGMT)

Minggu, 07 Desember 2014

Sales Motor yang Cantik

Siang yang cukup terik saat itu mendadang gelap dengan sedikit gemuruh petir di langit. Seperti yang sudah diperkirakan, tidak berapa lama hujan deras pun turun. Aku yang masih berkendara diatas motor menuju rumah pun bergegas mencari tempat berteduh. Hujan pun semakin lebat, untungnya tidak jauh dari sana terdapat dealer motor kecil yang bisa digunakan untuk berteduh. Segera aku parkirkan motor ku dan menunggu hujan reda. 
Di dealer motor yang ukurannya tidak terlalu besar itu, hanya terdapat satu orang sales, wanita, masih terlihat muda dan cantik. Ia memberikan senyum manis saat aku tidak sengaja melihat-lihat ke dalam dealer. 
Tidak lama, wanita tersebut keluar dengan membawa bangku kecil dari plastik berwarna merah lalu memberikannya kepadaku. 
“Ini mas duduk dulu sambil nunggu hujan. Daripada pegal berdiri terus...” Ujarnya sambil memberikan bangku.
“Eh, gak usah mbak, gapapa kok. Duh, jadi ngerepotin...” Balas ku tak enak hati.
Wanita tersebut hanya tertawa, “Gapapa mas, itung-itung saya ada temennya. Dari pagi sendirian soalnya.”
Dari percakapan singkat tersebut, aku pun memberanikan diri untuk berkenalan. Gadis muda cantik yang sendiri dari pagi di dealer motor kecil itu bernama Niken. 
Hampir satu jam kami ngobrol hingga hujan pun berhenti. Sebelum pulang, aku meminta kartu namanya.
Sesampainya di rumah, aku pun melanjutkan obrolan dengan Niken melalui pesan singkat BBM. Meski baru bertemu dan belum lama kenal, tapi aku sudah nyambung untuk ngobrol banyak dengan Niken. Ditambah responnya yang baik untuk setiap pertanyaanku membuatku betah berlama-lama mengobrol dengan Niken.
Kedekatanku dengan Niken yang hanya sebatas BBM-an pun semakin intens. Aku pun memberanikan untuk mengajaknya bertemu sekedar makan malam atau ngobrol-ngobrol lagi seperti pertama aku bertemu dengannya di dealer motor tersebut. 
Niken pun menyetujui permintaanku dengan syarat harus mau menunggunya pulang kerja yaitu sekitar pukul 7 malam. Aku menyanggupi permintaannya dan berjanji akan menjemputnya di tempat kerjanya begitu ia selesai kerja. 
Hari yang sudah dijanjikan pun tiba, aku yang baru saja selesai bersiap-siap dikosan sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Niken. Segera ku naikan motor bebekku dan meluncur menuju tempat Niken bekerja. 
Begitu sampai disana, kulihat Niken sedang duduk manis ditempat aku numpang berteduh waktu itu, ditemani salah satu temannya yang juga sedang menunggu dijemput. Melihatku yang sudah tiba, Niken langsung beranjak sambil berpamitan dan menghampiriku.
“Hai, kirain gak jadi jalannya hehehe...”
“Jadi dong, tadi lama karena isi bensin dulu heheh, maaf ya jadi menunggu lama...” Ucapku.
“Ah enggak kok, aku juga baru selesai kerjanya.” Ujar Niken sambil naik ke motorku.
Kami berdua pun meluncur ke salah satu Mall yang ada dikota kami untuk mencari tempat makan. Jaraknya tidak terlalu jauh dari kantor Niken tersebut. Sesampainya disana kami langsung menuju restoran yang sudah kami tentukan dan memesan makanan.
Obrolan dengan Niken tetap menyenangkan seperti pertama kali kita bertemu. Aku tidak bosan-bosannya mendengarkan cerita Niken tentang teman, atau pekerjaannya. Aku sendiri tidak banyak berbicara karena aku memang tipe orang yang pendiam. 
Tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul 9 malam. Niken pun mengajakku pulang karena hari sudah malam. Aku mengiyakan dan segera menuju ke tempat parkir. Aku pun mengantarkan Niken pulang ke rumahnya yang sebetulnya tidak terlalu jauh dari letak kosanku.
Rumah Niken yang kecil dan asri terlihat sepi, sesampainya di depan pagar rumah, Niken memintaku untuk singgah sebentar sekedar menghilangkan letih karena sudah mau mengantarkannya pulang. Aku menyetujuinya dan masuk ke dalam rumahnya. 
“Silakan duduk, Mas. Anggap saja rumah sendiri ya...” Ujar Niken sambil memersilakan aku duduk di sofa yang ada di ruang tamu rumahnya. “Sebentar aku ganti baju dulu ya, Mas...”
Aku memerhatikan Niken dari belakang. Pantatnya yang cukup besar tercetak dengan jelas dibalik celana kerjanya yang berwarna hitam. Belum lagi kemeja putih lengan pendek cukup ketat yang digunakannya membuat tubuhnya terlihat semakin seksi dan akupun mulai berpikiran kotor untuk bisa menikmati tubuh Niken. 
Entah setan apa yang merasuki diriku, aku pun mengikuti Niken yang sedang berganti baju di kamar. Pintu kamarnya tidak tertutup dengan rapat sehingga aku bisa membukanya tanpa bersuara. Kulihat Niken sedang mencari pakaian di lemari dengan posisi memunggungiku. Aku pun mendekatinya dan memeluk Niken dari belakang. 
Niken pun kaget dan sempat berteriak, namun teriakannya tidak lama karena ia melihat aku lah yang memeluknya dari belakang. Dengan cepat aku remas payudara Niken yang cukup besar dengan posisi memeluk dari belakang, sambil mulutku mengincar leher Niken yang cukup jenjang.
“Uhhhh, Masss! Jangan massssss, jangannnn....” Desah Niken menerima perlakuanku. Anehnya tidak ada banyak perlawanan dari Niken, hanya rintihan dan desahan yang justru membuat aku semakin bernafsu.
Aku semakin berani dengan memasukan tanganku ke dalam pakaian Niken. Ku angkat bra Niken agar remasan ku di payudaranya semakin mudah. 
Niken merintih semakin jadi, rangsangan dariku sepertinya berpengaruh banyak pada libido Niken yang terlihat dari nafasnya yang semakin berat.
“Uhhh, Masss.....” 
Aku yang sudah terangsang daritadi pun mengangkat pakaian Niken dan membalikan posisinya agar menghadap ke arahku. Segera ku lumat bibir tipisnya yang merah sambil menjulurkan lidahku masuk ke dalam mulutku. Dengan penuh nafsu, Niken membalas ciumanku dan mengigit gigit lidahku sesekali. Nafasnya terasa lebih berat diwajahku. Matanya terpejam menikmati ciuman dan remasan tanganku di payudaranya. 
Masih dengan posisi berdiri, aku pun menarik tangan Niken dan mengarahkannya ke celana ku. Batang kemaluanku sudah cukup keras dan aku ingin Niken yang memuaskannya lebih jauh. Niken pun mengerti apa yang aku mau. Ia segera membuka celana ku dengan bibirnya yang tak mau lepas dari bibirku. 
Celana ku terbuka, batang kemaluanku yang sudah mengeras daritadi pun keluar dari tempat persembunyiannya. Niken mengusap-usap perlahan dengan tangannya. Aku merem melek karena keenakan.
Kali ini aku gantian membuka celana Niken. Ku masukan terlebih dahulu tanganku ke dalam celananya. Ku rasakan sudah begitu basah lipatan vagina di balik celana dalamnya. Aku memainkan vaginanya sedikit dengan jariku yang membuat Niken tampak kegelian, menggelinjang namun menyukai apa yang aku lakukan. 
“Masssss, di kasur dong Masss, jangan disinii...” Pinta Niken lirih. Aku pun mengangguk sambil menarik Niken ke ranjangnya yang tidak terlalu besar namun cukup untuk pergumulan kami berdua.
Aku yang berbaring terlebih dahulu pun memberikan isyarat kepada Niken untuk menghisap batang kemaluanku. Niken hanya tersenyum sambil meraih batang kemaluanku dan mengocoknya pelan. Dengan perlahan, Niken memasukan batang kemaluanku ke dalam mulutnya dan menghisapnya dengan kencang. Hal ini tentu membuatku merasa geli, namun nikmat yang tidak bisa dibandingkan dengan apapun. 
“Hhhhh, enak sayang, terus kayak gitu, hhhhh...” Erangku pelan. 
Aku pun menikmati hisapan Niken dibatang kemaluanku sambil meremas payudara Niken. Sekitar 10 menit Niken sibuk menyantap kemaluanku dengan ganasnya. Kali ini giliran ku untuk memuaskan Niken. Aku arahkan ia agar berbaring di kasur.
Aku pun memulai dengan menciumi ke dua payudaranya, putingnya yang sudah mengeras kini semakin keras dan merekah. Aku menurunkan ciumanku ke perutnya yang tampak rata. Secara perlahan, ciuman terus menurun sampai akhirnya tiba di vaginanya yang sudah basah, merah dan merekah itu. 
Aku jilat bibir vaginanya, ku mainkan klitorisnya dengan lidah. Niken pun menggelinjang keenakan. 
“Aaaaahhhhhhhhhhhhhhh, massssssss enaaakkkk massss....” begitu desahnya saat aku memasukan ke dua jariku ke dalam vagina Niken dengan lidah dan bibirku yang tidak ingin lepas dari aroma vaginanya yang sungguh membuat birahi semakin meninggi. 
Niken meremas dan menarik rambutku dengan gemas karena kenikmatan yang ia rasakan. Sekitar 5 menit aku memberikan pelayanan terbaikku di vagina Niken, ia menekan kepalaku agar semakin dalam di vaginanya dan berteriak keras. “AAAARGGGGGGHHHH, AKU KELUAR ARGGHH MASSSSS!” 
Terasa beberapa semprotan cairan kenikmatan dari vagina Niken menyembur keluar dan langsung ku lahap sambil habis. Terlihat Niken sudah penuh keringat dengan mulut terbuka untuk mencari nafas dan berusaha menikmati momen terbaik yang baru saja ia rasakan. 
Aku yang masih dilanda birahi tinggi pun segera naik ke atas Niken dan bermaksud untuk menggenjot vagina Niken dengan batang kemaluanku yang semakin keras ini. 
“Mas, ada kondom gak?” Tanya Niken lirih. Aku terdiam sambil mengingat-ingat kondom yang biasa aku bawa dan aku simpan di dompet. 
Aku pun bangun dari ranjang dan meraih celana ku yang tergeletak di lantai. Ku cari dompetku yang ada di saku belakang. Untungnya dua buah kondom masih tersimpan dengan baik, aku cek tanggal kadaluarsanya yang masih lama itu. Niken membubuhkan senyum manisnya begitu aku memegang kondom. 
Segera ku buka kondom dengan bungkus warna merah tersebut, ku keluarkan dan ku pasangkan dengan cepat ke penisku.
Birahi yang sudah makin tak tertahankan dengan segera membuat penisku sudah berada didepan vagina Niken. Ku gesekkan perlahan penisku yang berbalut kondom tipis tersebut sehingga Niken menggelinjang menahan nikmat. 
“Masssss, masukin massss....” Desah Niken yang awalnya ku kira akan menolak persetubuhan ini, namun sebaliknya, ia yang terlihat paling menikmatinya.
Perlahan aku masukan penisku ke dalam vagina Niken. Begitu masuk setengah, aku keluarkan lagi. Kemudian ku masukan lagi pelan-pelan, sengaja aku lakukan seperti itu agar vagina Niken semakin terangsang dan ia bisa orgasme lebih cepat. 
Ku genjot perlahan vagina Niken. Penisku keluar masuk dengan irama pelan. Niken tidak bersuara, hanya mulutnya yang terbuka dengan mata terpejam. Sungguh pemandangan yang begitu sedap dipandang berlama-lama. 
Sepuluh menit sudah ku genjot vagina Niken sambil sesekali ku hisap dan ku remas payudaranya yang bergoyang seirama kocokan penisku. Niken mendesah, erangannya menunjukan ia akan segera orgasme sebentar lagi.
“Uhhh, Massssss... Terus masssssss... Aaaahhh, masss, Nikmat masssss.....” Desah Niken sambil melilitkan kakinya di pinggangku agar penis ku tertancap semakin dalam di vaginanya. 
Ku percepat genjotanku di vagina Niken, kedutan yang dibuat vagina Niken semakin terasa dan menambah kenikmatan, ditambah kondom yang tipis ini memberikan sensasi yang sungguh luar biasa di penisku ini.
“Aaaaah, masss, aku mau keluar lagi, massss... Ahhhhh...” 
Aku pun semakin liar menggenjot Niken. Meski begitu, aku belum merasakan ingin mencapai klimaks. Aku kali ini hanya ingin mengejar Niken untuk orgasme lagi yang ke dua kalinya.
“MASSS... AKU KELUAR AAAHHHH MASSSSSS...” Niken meraih punggungku dan mendekapku begitu kencang seiring dengan orgasmenya yang meledak ledak di dalam vaginanya. 
Penisku terasa semakin terjepit oleh vagina Niken yang berkedut keras. Sungguh nikmat tiada tara. 
Begitu orgasmenya selesai, dekapan Niken pun melemas. Kini aku bisa bangun dan melanjutkan pekerjaan ku untuk menggarap vagina Niken. Apalagi penisku yang masih belum sampai ke puncaknya, membuatku ingin segera menikmati vagina Niken yang sungguh luar biasa. 
Tanpa memedulikan Niken yang terbaring lemas. Aku kembali mengocok penisku keluar masuk vagina Niken. Niken tampak tak kuasa menahan birahiku yang sudah tinggi. Ia hanya mengerang begitu vaginanya mendapat serangan yang sama dari penis yang haus kenikmatan ini. 
“Hhhhh, massss... uhhhhh....” hanya itu yang keluar dari mulut Niken saat penisku kembali tertancap di vaginanya.
Niken yang tadi lemas, terlihat kembali bersemangan dan bernafsu mendapati penisku memenuhi vaginanya. 
Ku genjot vagina Niken, kali ini dengan cepat dan aku berfokus pada nikmat yang aku rasakan agar aku bisa segera orgasme. Dan benar saja, tidak sampai lima menit aku keluar masukan penis ku dari vagina Niken, aku merasakan ada dorongan yang luar biasa dari dalam penisku.
“Hhhh, aku mau keluar sebentar lagi, sayangggg...” bisikku pada Niken, masih sambil mengenjotnya. 
Niken hanya menganggukan kepala. Aku semakin percepat genjotanku sampai...
“Aaaaargggg!!” dan crot crottt keluarlah semua sperma yang sudah tertahan lama di kantung kemihku. Rupanya, begitu aku orgasme, Niken mengalami orgasme juga untuk yang ketiga kalinya. 
“Aaargh, nikmat sekali sayang! Penis kamu nikmat sekaliiiii!” Teriak Niken begitu ia mencapai orgasmenya yang ketiga. 
Setelah itu, aku pun berbaring di samping Niken untuk merasakan sisa sisa kenikmatan dari pergumulan barusan. Tubuh kami sudah sama-sama bercucuran keringat. Tidak lama Niken tertidur pulas, mungkin karena kecapekan.
Aku pun merapihkan pakaian dan membersihkan diri lalu segera pulang ke kosan meski waktu sudah menunjukan pukul 2 malam. 
Meski pengalaman seks kami berdua begitu nikmat, tapi setelah kejadian itu Niken tidak membalas pesan dan telepon ku lagi. Bahkan waktu aku mendatangi kantornya, temannya berkata bahwa Niken sudah pindah dan tidak lagi bekerja di tempat itu. Entah kemana Niken pergi, terkadang aku merindukannya, merindukan berbicara dengannya, juga tidur bersamanya.

Libur telah tiba

Libur akhir semester telah tiba, aku berencana menghabiskan liburanku di rumah saudara laki-laki dari ibuku

Setelah melewati 8 jam perjalanan menggunakan Bus. Hari minggu pagi aku telah berdiri di depan rumah om irvan.

dogk . dogk.. dogk . aku mengetuk pintu, mungkin karena kedatanganku yang terlalu pagi pintu rumah om irvan masih tertutup
setelah 3 kali aku mengetuk pintu baru terdengar suara sahutan dari dalam rumah

"cari siapa yaa mas?" terdengar suara seorang wanita berwajah oriental yaang memakai daster tanpa lengan berwarna krem, yang memperlihatkan kulit mulusnya, saat melihatku berdiri di depan pintu

"uhm, saya andri tante...." belum sempat aku melanjutkan perkataanku, terdengar suara tante mita istri om irvan yang memang berdara chinese monado memotong "andri anaknya mbak heni itu ya, tumben maen kesini, udah gede lagi, makin ganteng aja" suara tante mita nyerocos senang melihat kedatanganku

"iya tante, mumpung dapet libur lumayan lama, oh iya om irvannya mana tante" kataku, mataku melotot melihat payudara tante mita bergoyang-goyang bebas saat tertawa, mungkin tante mita tidak memakai bra saat tidur.

"waduh om irvanmu lagi ngurusin bisnis keluar kota ndri.. nanti sore tante juga nyusul kesana. kebutulan ada kamu, bisa tante titip jagain rumah sama nemenin dita dan fina dirumah" kata tante mita "yuk masuk, kamu pasti capek setelah perjalanan jauh" sambung tante mita sambil membuka pintu lebih lebar mempersilakan aku masuk, aku duduk diruang tamu ditemani tante mita yang menanyakan keadaan keluargaku

"tante kamar mandinya dimana? andri mau mandi dulu" tanyaku ke tante mita



aku pun mandi untuk melepaskan lelah, tiba-tiba kamar mandi terbuka seorang cewek berdiri didepan pintu dengan wajah sedikit memerah melihat batang kontiku setengah menegang.

"aduh maaf. aku gak tau ada orang di kamar mandi" kata cewek amoy berkulit putih, dan langsung menutup pintu kamar mandi dengan wajah malu.
"goblok banget, kenapa aku lupa ngunci pintu kamar mandi" batinku setelah kejadian barusan "mungkin itu tadi si dita, wew sekarang toketnya gede"


siangnya aku makan bertiga dengan tante mita, dita dan fina.
terlihat jelas ada kecanggungan antara aku dan dita setelah kejadian di kamar mandi tadi pagi

dita yang baru naik ke kelas 2 SMA, berkulit putih dengan tonjolan toket yang lumayan gede untuk ukuran anak seumurannya sementara fina yang baru kelas 3 SMP berkulit sedikit lebih hitam, dengan toket yang baru tumbuh, tapi berwajah lebih cantik dari kakaknya


malamnya ternyata hujan turun dengan cukup deras, di dalam rumah yang gelap karena listrik padam hanya ada aku, dita dan fina setelah tadi sore tante mita berangkat menyusul om irvan

"kak tidurnya bertiga aja ya, aku sama kak dita takut nih" kata fina kepadaku

aku jadi tidak bisa tidur karena disamping kanan dan kiriku ada 2 bidadari cantik.. dita tidur miring membelakangiku dan si fina tidur telentang di samping kananku

saat dita membalikkan badan tangannya pas mendarat di atas kontiku, yang membuat kontiku menegang. pelan-pelan aku meletakkan tangannya diatas toket sekelnya
aku memberanikan diri sedikit meremasnya, tampaknya dita tidur nyenyak sekali

tanganku semakin gencar meremas, berpindah diantara kedua toket dita.. ku dekatkan bibirku, ku kecup lembut bibir dita yang masih tertidur.. lidahku berusaha menyusup ke dalam mulutnya, tanganku menyusup ke dalam baju dita meremas payudara dita. "eeehhhm" lenguhan dita saat aku memilin putingnya

"kak apa yang kam ..." aku langsung mendekap mulut dita "sssstt, tar fina bangun" kataku masih sibuk meremas toket dita, "mmmmhhh.. uuuhhhhh" lenguh dan rintihan dita yang tertahan dekapam tanganku.. sementara tanganku yang satunya masih gencar meremas dam memilin kedua toket dita.

dita menggigit bibirnya untuk menahan suara rintihannya saat kedua tanganku meremas kedua toketnya

aku mendekatkan wajahku kembali melumat habis bibirnya.. yang disambut dengan dita yang membuka bibirnya mempersilahkan lidahku bermain-main di rongga mulutnya
saat dita sibuk membalas lumatanku aku perlahan menyingkap baju dan bra yang dipakai dita untuk mempermudah akses tanganku di toket sekelnya

"toketmu seksi banget dit, putingmu bikin ngaceng" kataku melihat tubuh seperempat telanjang dita
"kak jangan kak, aku ini kan.. uuuhhhhmmmm" dita tidak bisa melanjutkan kalimatnya saat aku mempermainkan kedua puting pink dita "orang kamu merintih keenakan gitu kok bilang jangan" ucapku tak menghentikan aktifitas tanganku
"aaaarrrrrgggg" dita menjerit saat aku menarik putingnya sedikit keras
"kamu berisik juga yaa ternyata" ejekku melihat dita terus merintih menerima permainan tanganku

"putingmu udah keras banget ni, boleh donk aku cium" tanpa menunggu jawaban aku langsung melahap rakus puting pink kecoklatan dita, yang membuat rintihan dita semakin keras.

"jangan keras-keras sayang, nanti fina bangun" ucapku diselah lumatanku di atas toketnya, tak lupa juga aku meninggalkan banyak bekas merah cupangan seakan memberi tanda kalo toket dita properti pribadi milikku.. aku kembali memagut bibir kenyal dita, yang di sambut dengan lebih ganas olehnya


kami berdua sedikit kaget dan sontak menghentikan aktifitas kami saat terdengar suara dari fina yang ternyata hanya merubah posisi tidurnya

"dita pasti sering gini ya sama cowoknya? toket dita juga pasti sering diremas? cowok dita pasti suka netek puting pink dita ya?" tanyaku berbisik di telingga dita disela jilatan-jilatanku di telinganya.. "jawab donk dita sayang" tanyaku lagi saat hanya mendengar erangan dari mulut dita
"eng.. enggakk kak.. uuhhhmm , kakak yang pertama netek susu dita" jawab dita di selingi lenguhannya
"panggil sayang donk" godaku lagi sambil tanganku mengelus perutnya dan perlahan menyusup ke dalam celana dita
tangan dita menahan tanganku mencoba menghentikan penjelajahan tanganku
perlahan tangan dita melemas saat aku menjilati telinganya
tangan dita masih memegang lenganku tapi tidak berusaha menariknya keluar dari dalam celananya

"udah basah banget ya ternyata" kataku saat mengetahui ternyata celana dalam dita sudah sangat basah

clookk... cloookk.. clookkk bunyi tanganku terkena cairan saat aku mempercepat tanganku di dalam celana dita

"aaahhh.. ahhh.. oohhhh" erangan dita semakin menjadi "aaaahhhhhmmm" suara erangan dita dengan punggung yang melengkung seperti busur, sedikit tertahan saat dia menggigit ujung bantalnya.. saat aku memberikan orgasme pertama untuk dita malam ini, diiringi dengan cairan Big O dita yang membasahi tanganku

"kamu cantik banget tadi sumpah" kataku sambil mencium dita yang masih lemas

kini tak ada sehelai benangpun yang melekat di tubuh kami berdua
aku mulai menuntun tangan dita untuk menggenggam batang kontiku yang sudah tegang dari tadi.. mengarahkan tangan dita membuat gerakan mengocok di batang kontiku reflek dita langsung mendekatkan wajahnya dan mulai mengoral kontiku
dita cepat menguasai tugas barunya, membuatku hampir ngecroot dimulutnya

aku menarik penisku dan mulai memposisikan kaki dita seperti huruf M yang membuat memek tembeb berbulu tipis milik dita terpampang jelas.. setelah mengecup dan menjilat memek dita sebentar.. aku mulai mengarahkan ujung kontiku ke belahan memek dita yang sangat sempit

"kak pelan-pelan ya, ini yang pertama buat dita" kata dita dengan mata sayu, yang hanya aku jawab hanya dengan anggukan kepala

aku menggenggam kontiku dan mulai memasukan ke memek sempit perawan dita

terlihat alis dita mengernyit dan ada air mata yang meleleh dari sudut matanya
"sakit ya sayang? tahan sebentar ya, ini mau aku masukin" kataku yang dijawab dengan anggukan kepala dita
aku melumat lembut bibinya, saat dita mulai menikmati lumatanku.. "aaaarrrrggghh.. sakit" jerit dita tertahan bibirku yang diiringi air mata yang meleleh dari sudut matanya sekali lagi
akhirnya dengan satu sontekan keras aku berhasil membobol keperawan sepupuku yang cantik ini meskipun harus mengorbankan bibirku di gigit hingga berdarah oleh dita

aku mendiamkan sebentar kontiku agar dita terbiasa

"tahan sayang, mulai aku gerakin. kamu tahan ya, pertamanya sakit. tapi lama kelamaan enak kok" aku pun mulai memaju-mundurkan kontiku
"sakit kak" kata dita
"panggil sayang donk"kata ku "tahan, sebentar lagi enak kok"
5 menit kemudian dita mulai merintih keenakan
aku pun semakin gencar memompa memek dita, memek sempit milik dita seakan mencengkram batang kontiku
kamipun mencoba doggy style dengan dita, tangan kananku menarik pundak dita membuat posisi tubuh dita sedikit menegak dan akupun mempercepat tusukan kontiku
membuat dita merintuh meracau keenakan..

"aarrgghh.. ahhh.. emmmhh, kaakkkk akkuuhhh mauuhh pipiisss lagi" mendengar teriakan dita aku semakin mempercepat sodokanku.. aku pun berhasil memberikan orgasme kedua untuk dita.. cairan kenikmatan bercampur darah membasahi kontiku berototku
dita lemas meketakan kepalanya di atas kasur
aku merasakan ada sepasang mata yang sedang mengawasi kami.. "aahh shit.. kenapa aku lupa kalo ada fina disini" umpatku dalam hati saat melihat fina hanya pura-pura tidur 
"udah kepalang tangging, lanjutin aja deh" kataku.. aku pun mulai menata posisi tubuh dita.. aku membiarkan dia tengkurap dan langsung meluruskan kakinya.. posisi seperti ini
membuat memek semakin mencengkram kontiku
dita mulai merintih mengerang melenguh keenakan saat aku kembali memompa memek sempit tembebnya

"aahhh.. ahhhh, kak.. akuhh maauhh keleeuar lagi sayang"
"tungguhh sebentar sayang kita keluar bareng" kataku mempercepat pompa'an kontiku di memek dita

"aaaahhh.. ahhh.. crroootttt.. crooooottt.. crooottt" aku menembakan pejuku ke rahim dita.. 
aku dan dita orgasme bersama.. orgasme ke 3 dita malem ini

aku pun rebahan lemas diatas tubuh telanjang dita dengan batang konti yang masih menancap di memek dita


mataku menatap ke arah fina.. yang ternyata juga sedang menatapku, aku bisa melihat wajah fina memerah menahan nafsu dengan bantuan cahaya bulan

Hujan telah cukup lama berhenti.. Lampu pun kini telah menyala lagi



Persenggamaanku dengan Dita yang dahsyat membuat kami berdua lupa kalo disamping kami ada adik Dita yang bernama Fina


Setelah beristirahat cukup lama Dita beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan badan, meninggalkan ku hanya berdua dengan Fina yang aku tahu hanya berpura-pura tidur disampingku

“Sepertinya Dita tidak tahu Fina tadi melihat apa yang kami lakukan” batinku

Perlahan tubuhku yang masih telanjang sedari tadi beranjak mendekati Fina yang masih berpura-pura tidur.


“Fina” bisikku perlahan sambil membelai lembut pipi tirusnya, tanpa mendapat jawaban keluar dari mulut mungil Fina
Aku yang tahu Fina sekarang hanya berpura-pura tidur dan aku juga tadi melihat Fina sangat terangsang melihat aku ngentotin dita kakaknya perlahan-lahan membelai perutnya 

Hanya terdengar erangan lirih saat tanganku membelai lembut perutnya yang masih terbungkus kaos bergambar hello kittynya. Perlahan belaian tanganku menyusup ke dalam kaosnya, belaianku mulai naik ke arah teteknya yang baru tumbuh

“uuuhhhhh” lenguhannya semakin keras saat aku memainkan puting kecilnya. 
Tetek Fina masih sangat kecil, bahkan aku tidak bisa meremasnya. Cukup lama aku memilin dan menarik lembut putting kecilnya, permainan tanganku membuat putingnya mencuat mengeras di atas tetek kecilnya

Tangannya menahan saat aku berusaha menyingkapkan kaosnya ke atas. Menolak padahal sebenernya dia menyukainya. Erangan dan lenguhannya menandakan dia menyukainya

“kakak tahu kok kalo Fina tadi melihat apa yang kakak sama kak dita lakuin” kataku saat matanya sayu mentapku masih degan tangan masih memegang erat ujung bajunya

Aku mulai mencium bibir mungilnya, cukup lama sampai fina mulai membalas ciumanku meskipun agak canggung. Membuatku semakin bernafsu karena itu menandakan saat ini pertama kalinya dia berciuman dengan cowok
Tangannya mulai melemas saat aku mengajarinya frenckiss. Aku pun berhasil menyingkap kaosnya tanpa sepengetahuannya yang terlalu asik menyambut ciumanku. Dan fina pun tidak berusaha menurunkan kembali kaosnya. Sepertinya nafsu semakin menguasainya menerima ciuman dan permainan tanganku di tetek kecilnya

“Fina suka kakak cium?” tanyaku sambil memundurkan kepalaku, Fina memajukan kepalanya enggan melepas ciuman kami

“Jawab dulu donk”

hanya terdengar jawaban mengiyakan yang samar tertutup rintihannya karena tanganku masih bermain-main dengan putingnya

“Kalo suka, boleh donk kakak kapan aja cium Fina, maenin teteknya Fina?”

“Iya kak, boleh”

“Dan cuma kakak yang boleh cium Fina, Cuma kakak yang boleh maenin teteknya Fina?” tanyaku sekali lagi sambil mulai menggosok-gosokan kontiku ke kaki kecilnya. Membuat batang kontiku semakin menegang

“Iya Cuma kakak yang boleh” jawabnya tanpa berpikir panjang, karena memang dia sangat menyukainya

“Boleh apa?”

“Cuma kakak yang boleh cium Fina, Cuma kakak yang boleh maenin tetek Fina, Fina milik kakak” wajahnya yang memang dari tadi memerah semakin memerah saat mengatakan itu

Kembali kami berciuman

Aku memujinya karena sekarang Fina semakin mahir berciuman.. setelah mengecup lembut bibirnya ciumanku perlahan turun ke lehernya member cupangan kecil disitu dan semakin turun ke teteknya. Aku menatap tajam teteknya

“malu kak, jangan diliatin gitu donk”

Tidak memperdulikan perkataannya aku mulai mendekatkan bibirku mencium putingnya yang mengeras, menjilat dan menggigit lembut putting kecilnya

“uuuhhh kak geli”

“geli tapi enak kan?” kataku disela kegiatan bibirku di teteknya

Fina semakin menggerang dan mengeluh keenakan

Dengan masih menciummi kedua putting kecilnya tanganku perlahan membelai perutnya dan turun menyusup ke dalam celana pendek berwarna pink Fina. Mulai mengelus lembut memek Fina yang masih sangat sempit, dengan telunjuk dan jari manis aku membuka bibir memek Fina. Mencari biji kacang yang tersembunyi di bawahnya dan mulai memainkannya dengan jari tengahku

“uuuuhhhmmm geli kak… eeennnnaaakkk kak.. iya disitu enak kak… terrruusssiin kak” teriak Fina keenakan semakin mengangkangkan kedua kakinya. Ternyata Fina lebih berisik dari Dita kakaknya

“kaakkkhh.. kakkk anndrriii.. Fina mau pipis”

“pipisin aja Fina sayang” kataku semakin mempercepat gerakan tanganku

“aaaaahhhhhhhh” lenguh panjang Fina menerima orgasme pertamanya, cairan orgasme Fina keluar sangat banyak membasahi tanganku

Aku berdiri dengan kedua lututku di dekat kepala Fina, kepala Fina masih memejam dengan nafas yang ngos-ngosan.. aku mulai menuntun tangan Fina mendekat ke batang kontiku yang sudah sangat menegang, mengarahkan tangan Fina menggenggam batang kontiku.


Mata Fina membuka. Fina langsung menarik tangannya kaget saat melihat di depan matanya ada konti yang besar dan berotot tergenggam tangan mungilnya. Tarikan Fina tak berhasil tertahan tanganku. Aku menuntun tangannya melakukan gerakan mengocok di kontiku, tak butuh waktu lama Fina mulai menggerakan sendiri tangannya. Tanganku pun kembali memainkan putting dan memek fina

Melihatku keenakan Fina semakin asik mengocok batang kontiku yang menegang, meremasnya lembut. Membuat gerakan mengocok cepat dan pelan berselingan, membuatku semakin keenakan.

“kak tangan Fina capek nih” katanya kecapekan mengocok penisku

“kalo capek ganti pake mulut aja Fina”

“ih, jorok ah. itukan buat pipis”

“coba dulu donk, tar fina pasti suka” kataku membujuknya

Setelah membujuk cukup lama Fina akhirnya mau mencoba. Perlahan fina mulai mendekatkan kepalanya dan mengecup kecil palkonku yang besar.

“asin kak rasanya” kata Fina sambil tersenyum kepadaku, setelah mencoba menjilat kontiku dan langsung melanjutkan mencium dan menjilat kontiku yang membuatku mengerang tertahan. Membayangkan fina yang masuk duduk di kelas 3 smp bermain dengan kontiku sambil tertawa lucu semakin membuatku bernafsu

Aku membiarkan Fina bermain sesukanya dengan kontiku agar dia tidak kapok. Dan tentunya sambil mengajarinya

“Fina dimasukin donk, bayangin kalo itunya kakak lollipop” kataku mengajarinya

Perlahan Fina membuka mulutnya lebar-lebar., sepertinya kontiku terlalu besar untuk mulut mungilnya. Ngilu rasanya saat ujung kontiku tergesek bibir tipis Fina saat berusaha melahap kontiku

“kak gede banget, Fina buka mulut lebar-lebar baru bisa masuk segini” gumam Fina tak jelas saat mulut mungilnya berhasil melap separuh ujung kontiku

“Fina! Kak Andri!” terdengar suara teriakan kaget dari arah pintu kamar


Aku dan Fina yang masih melahap setengah ujung kontiku sontak menoleh untuk melihat siapa yang bersuara
Terlihat Dita dengan rambut masih basah hanya berbalut handuk kecil yang hanya bisa sedikit menutupi tubuh molek dan mulusnya dengan mata membelalak kaget berdiri di depan pintu


“Fina, ayo cepet rapiin bajumu dan kak andri balik aja deh ke kamar” Suara Dita tidak terlalu keras mungkin karena takut menggagetkan tetangga

“huh” terdengar jawaban dari mulut Fina setelah melepaskan lahapannya ke kontiku. Tapi tetap saja dia merapikan bajunya dan langsung masuk kedalam selimut setelah melotot ke kakaknya dengan wajah kesal

Aku pun perlahan mengumpulkan bajuku tanpa memakainya berjalan perlahan keluar dari kamar

“kak fina masih kecil . Udah sama Dita masa masih kurang sih sayang” katanya berbisik saat aku lewat di sampingnya, dan langsung mengucup pipiku

Di sudut mataku aku melihat Fina melotot kesal ke kakaknya, cemburu melihat kakaknya mengecup pipiku.


***



Sudah empat hari aku menghabiskan liburan di rumah om irvan


Selama beberapa hari ini aku tidak bisa ngentotin Dita “memek Dita masih perih sayang, gak liat apa jalanku masih sedikit ngangkang gini” kata Dita kepadaku. Dan aku memang melihat Dita jalannya masih sedikit mengakang, tapi Dita tidak melarangku bermain dengan Toket sekelnya selama tidak ada Fina di dekat kami, bahkan dia juga tidak menolak saat aku memintanya mengocok dan mengoral kontiku. Kami melakukannya dimana pun, di dapur, di meja makan, di ruang tamu. Dengan satu syarat tidak ada Fina

Sementara Fina setiap makan selalu duduk sangat dekat denganku, tangannya selalu meremas kontiku dari luar celana walaupun ada Dita kakaknya makan di dekatnya.. selama beberapa hari ini Dita memang tidak membiarkan Fina hanya berduaan saja denganku. Saat tidur pun Dita mengunci kamar tidur Fina dari luar agar Fina tidak bisa ke kamarku
Hari ini Fina terlihat lebih kesal dari biasanya karena nanti sore om irvan dan tante mita pulang.
Setelah makan siang Fina langsung masuk dan menutup pintu kamarnya




** Dikamar tamu yang aku tempati**




Setelah makan aku rebahan di kamarku sambil bersms ria dengan teman-teman sekolahku

“kak nanti sore mama papa pulang” kata Dita setelah masuk ke kamarku
“iya aku udah tau”

“Dita pengen sayang” katanya manja sambil mengelus kontiku yang masih tertutup celana boxerku, membuat kontiku setengah menegang

“bukannya memekmu masih perih”

“perih dikit sih, tapi kalo mama papa dah pulang gak ada kesempatan lagi” 


Dita langsung membuka kaos dan celana pendeknya sambil menggodaku dan langsung menerkamku.
Cukup lama aku ngentotin Dita, mencoba berbagai gaya berbeda. Saat kami mencoba WOT yang membuat Dita semakin blingsatan di sudut mataku aku melihat Fina membuka pintu dan mengintip kegiatan kami berdua. Matanya melotot kesal ke Dita kakaknya, tapi tetap tersenyum manis saat melihatku “memang Fina lebih cantik dari Dita, tapi sayangnya belum ada tonjolan sama sekali” batinku membiarkan Dita bergerak liar diatasku. Sekitar 45 menit aku ngentotin Dita, membawa Dita merasakan surga dunia 5 kali.


“kakaknya nafsunya gede, adiknya malah lebih gede.. ada ama kakak hyper semua nih” batinku setelah Dina keluar dari kamarku “ jangan jangan tante hyper juga” batinku membayangkan tante mila istri omku yang masih sangat seksi, walaupun umurny menginjak 40, terlihat lebih cantik bahkan lebih menggarirahkan dari Dita anaknya.



**



“Siapa Dit?” tanyaku setelah melihat Dita menutup telepon

Sore ini kami bertiga menonton TV bersama. Fina masih tetap selalu menempel denganku, duduk sambil bersandar di dadaku tidak memperdulikan kakaknya. Saat kami asik menonton TV tiba-tiba telepon rumah berbunyi

“dari mama kak” kata dita kembali duduk

“kenapa?”

“mama bilang kalo pulangnya di undur 1 minggu lagi, urusan bisnis papa belum selesai”

Fina tersenyum sambil menatapku dengan dita bergantian, matanya memancarkan cahaya aneh setelah mendengar kabar tersebut

Aku pun tersenyum di dalam hati bisa menikmati tubuh dita sepuas-puasnya, dan otak pun mulai mencari cara agar Dita memperbolehkan aku ngentotin Fina adiknya